Tauhid dan Akidah merupakan istilah syar’i yang sering kita jumpai baik dalam buku-buku maupun ceramah Islam. Apa perbedaan istilah tersebut dan cakupan bahasannya? Berikut ulasan ringkasnya.
Pembahasan Islam dilihat dari topik bahasannya mencakup 2 bagian:
- Aqidah
- Amaliyah
Pembahasan aqidah berkenanan dengan keyakinan, adapun amaliyah berkenanan amaliah seorang muslim. Pembahasan tentang Thoharoh, Shalat, Puasa, Dzikir dan seterusnya merupakan amaliah, adapun iman kepada Allah, kepada Malaikat, dan seterusnya merupakan pembahasan Aqidah.
Lalu, apa bedanya antara tauhid dan aqidah?
A. DEFINISI TAUHID DAN AKIDAH
1. Tauhid
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara istilah syar’i:
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat
2. Aqidah
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan
Secara istilah syar’i:
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
B. CAKUPAN BAHASAN TAUHID DAN AQIDAH
Para ulama telah menulis kitab-kitab Aqidah, ada yang menuangkannya secara rinci, ada pula yang secara pokok-pokoknya saja. Keyakinan para ulama terdahulu adalah sama. Diantara kitab-kitab tentang Aqidah yang ditulis oleh para ulama antara lain:
- Ushul Sunnah wa I’tiqad Dien, Abu Zur’ah Ar-Razi (Wafat 264 H) + Abu Hatim (Wafat 277)
- Ushul As-Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal (164-241 H)
- Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath-Thohawi (239-321 H)
- Aqidah Salaf Ashabul Hadits, Syaikhul Islam Abu Isma’il Ash-Shabuni (373H – 449 H)
- Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syaikh DR. Sholeh Fauzan
- Dan lain-lain.
CAKUPAN BAHASAN AQIDAH
Syaikh DR. Sholeh Fauzan dalam kitabnya “Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” memaparkan 9 prinsip pokok dalam Aqidah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Rukun Iman
– Iman kepada Allah
– Iman kepada para malaikat-Nya
– Iman kepada Kitab-kitab-Nya
– Iman kepada para Rasul-Nya
– Iman kepada Hari akhir
– Iman kepada Taqdir yang baik dan buruk
2. Iman mencakup perkataan, perbuatan dan keyakinan, iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.
3. Perbuatan dosa selain syirik dan kekufuran tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
4. Wajibnya taat kepada pemerintah Muslim dalam hal yang bukan maksiat.
5. Larangan memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim.
6. Larangan mencela para sahabat Nabi saw
7. Mencintai Ahli Bait Nabi saw
8. Membenarkan adanya karomah para wali
9. Berdalil dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat Nabi saw
Kesembilan pokok aqidah tersebut didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits sesuai dengan yang dipahami oleh generasi awal umat ini. Aqidah shahihah/yang benar tersebut dikenal dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun aqidah/keyakinan yang menyelisihi aqidah tersebut disebut dengan Aqidahnya Ahlu Bid’ah.
CAKUPAN BAHASAN TAUHID
Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.
Cakupan bahasan Tauhid meliputi:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat
C. PENTINGNYA AKIDAH DAN TAUHID
Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.
D. CONTOH KASUS
Berikut contoh-contoh untuk membantu memetakan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pembahasan aqidah
- Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa dan meminta kepada penghuni kubur, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid uluhiyah.
- Seseorang meyakini bahwa adanya penguasa laut selatan selain Allah, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid rububiyah
- Seseorang yang meyakini bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan Rukun Imannya rusak, yakni Iman kepada para Rasul, dimana salah satu point dalam iman kepada para Rasul adalah meyakini bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul terakhir
- Seseorang melakukan zina, apakah pelakunya kafir? Perbuatan Zina merupakan dosa besar, akan tetapi tidak menyebabkan pelakunya kafir. Pelakunya juga tidak menyebabkan menjadi ahlu bid’ah karena perbuatan zina adalah perbuatan maksiat, tidak berkaitan dengan aqidah/keyakinan, yakni selama pelakunya masih meyakini bahwa perbuatan zina adalah haram.
- Pemahaman khowarij, dimana mereka memberontak kepada Ali bin Abi Thalib ra, maka telah melakukan pelanggaran prinsip-prinsip Aqidah Islam, yakni haramnya memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim
- Pemahaman Qodariyah, dimana mereka tidak beriman dengan adanya takdir, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan rukum imannya rusak, yakni berkenanan dengan Rukun Iman – Iman kepada Taqdir.
Download Ebook tentang Aqidah
ternyata ilmu Aqidah dan Tauhid itu sangat penting banget baik didunia maupun diakhirat ,,,
dan yg lebih parahnya lagi jaman sekarang lebih mendahulukan ilmu tentang pengetahuan politik dan semacamnnya dibandingkan ilmu Aqidah dan Tauhid ,,
. Terkadangterbayangdibenakseseorangkeragu-raguandanbeberapakhayalan, khususnyadalambidangTauhiddanIman. Apakahseorangmuslimdianggapberdosadalamhalini ? Jelaskandengandalilnya !
ok
khilafah itu dari tauhid bukan..?
Ada ga bku yg lbih lngkap lg tentang aqidah&tauhid.lo da bku’a judul’a pa? Dan dtko2 bku da g?
Tlong ksih tahu y?,,Syukron.
asslm
stlah memhmi dri pnjlsaan d ats , bgai mna upaya kta sbgai hmba ALLAH Untk tetp menguatkn ketauhidtan kta trhdp Allah ?
syukron,,,
bagaimana dengan masalah sholat dalam ilmu tauhid ???
perbedaanya aqidah dan tauhid itu sendiri apa?
subhanallah..sungguh brmanfaat
semoga kita termasuk orang2 yang beraqidah lurus
Contoh kasus lain:
Seseorang yang taat dan tunduk kepada hukum selain kepada hukum Allah. Yaitu hukum yang dibuat oleh manusia dan diperuntukkan untuk dijadikan pedoman manusia, padahal sudah jelas bahwa yang berhak menciptakan dan mengatur hanyalah Allah (7/54), apakah itu termasuk pelanggaran tauhid? kalo iya, jenis tauhid apa? (Rububiyah, uluhiyah, atau asma wa sifat)?
Trims sebelumnya
banyak point yang berbeda memang
ktika kita mau cinta dan sayang kpd seseorang kta harus tau dulu siapa orang nya.
karna klok kta tdk tau maka kta tdk akan bsa mencintai nya.
dan klok kta menyakini bahwa ALLAH SWT tu ada.
kita harus bisa membuktikan.agar kta bisa membuktikan kita harus tau dlu mana ALLAH dan mana yang bukan.
@agil,emang Allah ada berapa
Aqidah=keyakinan misal islam&kristen itu udh beda aqidah.
Tauhid=melakukan ibadah2 sesuai dengan tuntunan nabi kita yg diajarkan melalui quran dan sunah/hadits yg shahih
sssaya sangat suka dgn acara ini. Karna manfa at nya bagus sekali
pentingnya akidah dlm muamalah
Dasar Hukum Islam yang Pertama Al-Qur’an kedua Al-Hadits yang Ketiga Ijma’ dan keempat Qiyas.
Ilmu Tauhid (Aqidah/Iman) adalah hal yang paling penting yang harus dipelajari setiap Muslim. Bahkan harus dipelajari lebih dulu sebelum kita mempelajari/melakukan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa tergerak untuk melakukan ibadah jika dalam hati kita tidak ada iman? Bagaimana kita bisa ikhlas dan khusyuk beribadah jika kita tidak tahu/tidak yakin akan Allah dan sifat-sifatNya?
Banyaknya ummat Islam di Indonesia yang menjadi murtad itu karena mereka nyaris tidak mempelajari dan meyakini ilmu Tauhid sehingga akhirnya tidak tahu Sifat-sifat Tuhan yang asli/sejati. Akhirnya mereka menyembah Tuhan yang sifatnya berlawanan dari sifat Allah seperti menyembah 3 Tuhan dan sebagainya.
Pada Ilmu Tauhid ini diasumsikan orang belum memiliki iman yang kuat kepada Allah, apalagi Al Qur’an. Oleh karena itu dalilnya pun yang pertama dipakai adalah dalil Akal/Logika (Aqli). Setelah beriman, baru dalil Naqli (Al Qur’an) dikemukakan. Pada ilmu tentang Iman, maka Akal harus digunakan. Ada pun jika sudah beriman dan mengenai fiqih misalnya kenapa kalau kentut bukan (maaf) pantat yang dibasuh, tapi harus mencuci anggota badan lainnya, maka dalil Naqli (Al Qur’an dan Hadits) yang harus dipakai. Pada Tauhid, Aqli harus dipakai. Pada Fiqih, Naqli yang dipakai.
Karena itulah Allah dalam Al Qur’an juga kerap menggunakan dalil Akal/Logika kepada kaum yang kafir atau imannya masih lemah. Hanya orang yang berakal saja yang dapat pelajaran.
“…Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]
Allah juga kerap memakai ilmu pengetahuan seperti penciptaan langit dan bumi sebagai tanda bagi orang yang berakal:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [Ali ‘Imran 190]
“dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” [Al Jaatsiyah 5]
Lihat ayat Al Waaqi’ah ayat 58 hingga 72. Allah menggunakan logika kepada manusia (termasuk kita yang membaca surat tersebut) agar menggunakan akal kita:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah 58-59]
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah 72]
Allah menggunakan logika dan perumpamaan-perumpamaan (Tamtsil/Ibarat) agar orang yang berakal/berilmu meski dia belum beriman jadi berfikir dan beriman kepada Allah.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [Al ‘Ankabuut 43]
Baca juga ayat Al Hasyr 21, Al Kahfi 45, Al Kahfi 54, Ar Ruum 58, Az Zumar 27, dsb. Ada 58 ayat lebih tentang perumpamaan yang dikenal sebagai logika analogi.
Contoh perumpamaan itu adalah ayat Al A’raaf 176, Al ‘Ankabuut 41, Al Baqarah 17, Al Baqarah 171, Al Baqarah 261, Al Baqarah 264, dan sebagainya.
Keliru sekali jika ada orang yang menolak sama sekali penggunaan dalil Akal atau Logika apalagi jika itu ditujukan pada orang yang belum atau masih tipis imannya. Karena itu, banyak orang-orang yang dulunya kafir, akhirnya masuk Islam. Bayangkan, bagaimana mungkin orang mau mempercayai Al Qur’an (firman Allah) jika kepada Allah saja dia belum beriman? Karena itulah pendekatan akal digunakan.
Berbagai firman Allah seperti Afalaa Ta’qiluun, La’allakum Tatafakkaruun, Ulil Albaab merupakan perintah Allah pada manusia untuk menggunakan akal atau fikiran termasuk dalam beragama.
Sifat Allah itu banyak/tidak terhitung. Namun seandainya ditulis 1 juta, 1 milyar, atau 1 trilyun, tentu kita tidak akan sanggup mempelajarinya bukan? Seorang ulama menulis 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Tuhan/Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Tuhan atau Allah. Minimal kita bisa memahami dan meyakini 13 dari sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya dalam Ama’ul Husna (99 Nama Allah yang Baik)
alhamdulillah, pada blog ini dan saudara ivan, makasih yaa, semoga allah selalu merahmati anda, amin. pas bener pngupasan nya, jadi memang yang harus dipelajari lebih dahulu adlh tentang ke tauhid tan, selanjutnya barulah kita dapat masuk ke pada bab yang lain sprt aqidah dan amaliah.
Siapakah yang berulang2 memrintahkan menggunakan akal di atas? Alqur’an! Jadi, Naqli dulu baru aqli…
Gk trllu lngkp mlh bngung
Reblogged this on jonegoro13.
orang ziarah kubur itu bukan menyembah kubur,berdoa di kuburan bukan berarti berdoa kepada penghuni kubur
Di postingan di tulis ‘Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa dan meminta kepada penghuni kubur’
Jadi, bukan dimaksudkan ke orang yang ziarah ke kubur
tapi untuk seseorang yang ziarah ke kubur dengan meminta kepada penghuni kubur.